Monday, May 26, 2014

The Power Of Benchmark

"Orang yang biasa kerja di bawah terik matahari tidak akan mengeluh ketika kerja di ruangan yang gak ada AC-nya"

Ya begitulah cara kerjanya. Ketika kita telah menerima sebuah tahapan yang lebih tinggi atau memiliki frekwensi yang sama pada level tertentu. Maka otomatis level yang dibawahnya menjadi tidak materiil lagi.

Orang yg mungkin mengeluh karena sakit kepala, mungkin akan mendadap bersyukur ketika mengetahui bahwa saudaranya sedang ada yg berjuang menghadapi hidup mati karena kanker.

Konsep menaikkan level / benchmark, bisa kita gunakan dalam 2 sisi. Untuk mencapai sebuah achievement ataupun konsep syukur.

Dalam konsep pencapaian target, dengan lebih banyak melihat success story perusahaan / team lain, kita akan memiliki sebuah patokan standard yang baru. Namun ketika kita tidak pernah melakukan benchmark, mungkin kita akan berpatokan atau berpendapat bahwa pencapaian kita ini sudah yang paling baik.

Dalam konsep syukur, kita harus terjun lebih dalam lagi dari kondisi buruk yang sudah kita alami. Itupun kategori benchmark. Benchmark ke bawah. Sehingga apa yang menurut kita ini sebuah hal buruk tidak akan terasa buruk lagi jika dibanding dengan apa yang dialami oleh orang lain.

Benchmark bukan berarti harus mengalami, namun memposisikan frekwensi standard kita menjadi pada level yang kita inginkan. Dengan berkumpul pada komunitas yang berada pada level diatas kita atau juga dibawah kita.

Jadi ingatlah, 2 ways benchmark !!

It's about achievement and syukur.

No comments: